Detil Berita

Kuliah Umum FHIP 2020 Menjadi Pembelajar Sukses di Zaman Milenial

  • by: Veronica Dian
  • 16 March 2020

Pada hari Senin, 2 Maret 2020, fakultas termuda di Unika Musi Charitas, Fakultas Humaniora dan Ilmu Pendidikan (FHIP) mengadakan kegiatan Kuliah Umum. Kegiatan yang mengusung tema “Menjadi Pembelajar Sukses di Zaman Milenial” ini dilaksanakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FHIP di Aula Gedung Joseph Fakultas Sains dan Teknologi (FST). FHIP menghadirkan keynote speaker Rm. Albertus Joni SCJ, seorang imam Dehonian (SCJ) yang saat ini sedang belajar S3 Filsafat di Marquette University, USA.
Sejak pagi panitia tampak sibuk mempersiapkan kegiatan ini. Tampak pula stand penerbit Rumah Dehonian memajang berbagai buku dan pernak pernik yang juga dijadikan doorprize dalam kuliah umum ini. Setelah para peserta berdatangan dan memasuki aula, sekitar pukul 9.15 acara dimulai dengan pengantar MC, doa pembuka dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kemudian, ada dua sambutan yakni dari Patrik Marcelino A.P (Ketua Pelaksana) dan Rm. Agustinus Riyanto SCJ, M.A. (Dekan FHIP).
Peserta kuliah umum ini didominasi oleh mahasiswa/i, para dosen dan karyawan FHIP baik itu dari prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) maupun Psikologi, dari angkatan 2015-2019. Ini adalah kegiatan wajib bagi mereka sekaligus memotivasi belajar di awal semester ini. Selain itu, ada pula dosen, karyawan dan mahasiswa/i dari prodi dan fakultas lain di UKMC, peserta umum dari luar kampus, dan siswa Seminari St. Paulus Palembang. Berdasarkan catatan panitia, ada total 245 peserta kuliah umum hari ini.
Rm. Albertus Joni SCJ, atau akrab disapa dengan nama “Romo Koko”, membawakan bahan kuliah umum secara menarik dan bersemangat. Beliau mengangkat topik unik, yakni: “Sophrosune – The Virtue of Modern Learners” demi menanggapi tema kegiatan yang diusung oleh panitia. Dengan tawanya yang khas dan suaranya yang lantang, Rm. Joni berhasil menarik perhatian audiens sepanjang kuliah umum ini sehingga para peserta serasa enggan untuk meninggalkan ruangan. Acara yang dimoderatori oleh Rm. Anselmus Inharjanto SCJ (dosen PBI) ini juga menampilkan selingan lagu oleh panitia dan memberi kesempatan sesi tanya jawab kendati ada keterbatasan waktu.
Dari sesi pertama, dapat kita ketahui bahwa teknologi berkembang dengan amat pesat. Kita hidup di zaman yang luar biasa yang dapat ditentukan oleh algoritma. Berikut adalah beberapa contoh dari canggihnya teknologi, yaitu Big Data, Artificial Intelligence, Algorithmic Bias, dan Deep Fake. Kemudian, ditemukan fakta baru bahwa bagian otak manusia yang disebut Amygdala (pemberi respons efek) ternyata di zaman milenial ini lebih membesar. Ini disebabkan oleh notifikasi yang senantiasa membuat kita waspada (alert) dan cenderung menatap layar terus-menerus yang menjadikan kebiasaan (menjadi seperti sensor).
Lalu, mengapa kita bisa mengalami kecanduan terhadap kemampuan teknologi tersebut? Hal ini disebabkan adanya Variable Reward Schedule, yang cara kerjanya adalah menunda kepuasaan kita. Contohnya, aplikasi Instagram dan Tiktok, dengan adanya Variable Reward Schedule, mereka menjadwalkan kepuasaan kita (misalnya: notifikasi likes) yang membuat kita cenderung untuk mengecek dan mengakibatkan ketagihan. Kemudian, ini akan berdampak pada diri kita sendiri (feedback loop) yang artinya kita dikuasai oleh teknologi (gadget).
Setelah materi sesi pertama usai, panitia mengisi dengan ice breaking demi semakin menyemangati peserta dan mempersiapkan penampilan band akustik persembahan mahasiswa FHIP. Lalu, dimulailah sesi kedua yang berfokus pada refleksi: kita bisa berbuat apa dengan struktur otak yang berbeda? Romo Koko menawarkan sebuah praktik yang dikenal dengan nama Sophrosune: Self Control., yang mirip dengan pengertian ugahari. Mengendalikan diri amat sangat diperlukan di zaman milenial ini. Terdapat 4 elemen penting dalam pengendalian diri ini, yaitu quietness (ketenangan), modesty (tahu batas), doing his/her own business (tahu posisinya), dan to know oneself (untuk mengetahui diri sendiri).
Selain keempat elemen tersebut, menurut Romo Joni, terdapat hal-hal yang harus kita lakukan untuk menjadi pembelajar sukses di zaman milenial, yakni:

  1. Be mindful (The sense of heightened awareness)
    Artinya, kita harus fokus dan dapat mengontrol pikiran dan perasaan
  2. Be rooted (Modesty, Tradition, Culture, Science
    Artinya, kita mesti berakar, tidak boleh lupa dari mana kita berasal. Contoh: kita tetap melestarikan budaya kita sendiri.
  3. Be truly social
    Artinya, kita harus atau lebih baik mengenal teman-teman satu sama lain atau dalam arti lain kita perlu berinteraksi dengan teman yang riil atau di dunia nyata secara langsung dibandingkan lewat online
  4. Be critical
    Artinya, kita harus punya prinsip, jangan mudah terpengaruh atau mudah percaya, dan mesti kritis. Di sini dibutuhkan logika dan pemberian alasan (agere contra), ada iman tapi juga penalaran, banyaklah membaca, dan lawan determinisme (ajaran mengenai nasib).
  5. Akhirnya, sesi kedua ini dilengkapi dengan kesempatan tanya jawab. Doorprize yang disiapkan oleh panitia kuliah umum pun menanti mereka yang aktif bertanya. Sekitar pukul 12.30, kuliah umum pun ditutup dengan doa dan berakhir dengan sesi dokumentasi atau foto bersama. Semoga kuliah umum di awal semester ini mampu memotivasi para peserta untuk bersemangat memasuki masa studi paruh kedua tahun akademik ini.

    by : Panitia Kuliah Umum FHIP 2020